Kamis, 16 Januari 2020

Hanya Rindu


     Di saat hujan turun, masih adakah  yang sepertiku ?
menantikan pelangi setelah hujan reda. Duduk terdiam memandangi nabastala dengan awan putihnya. Sesekali aku mengambil nafas dalam- dalam dan mengeluarkannya secara perlahan. Terbersit di pikiranku tentang kenangan itu.  Setelah menanti lama, akhirnya pertemuan itu terjadi dengan tidak disengaja. Berkunjung ke tempat yang sama dengan niat dan tujuan yang sama. Mencari ilmu dan mencari rida Allah Swt. Ketika bertemu apakah semua rindu terhapuskan begitu saja?
Jawaban nya tidak sama sekali. Pertemuan itu hanyalah secepat kilat. Bahkan aku tak mampu untuk berbicara sepatah kata pun. Namun aku bahagia melihatnya masih sama seperti yang dulu. Seseorang yang cerdas dan haus akan ilmu pengetahuan. Jika pada saat itu aku mampu menyapanya. Maka hanya satu yang ingin aku katakan 
     “ aku bangga denganmu sahabatku”
Sahabat? Iya, dia adalah sahabatku. Tapi itu berlaku bagiku, bagi dia entahlah. 
     Salahkah jika bumi merindukan langit, bulan merindukan bintang dan aku saat ini benar-  benar merindukanmu. Bukan tanpa alasan ! 
Jika takdir mempertemukan kita kembali, aku harap alam dan seisinya merestui pertemuan kita. Sehingga aku mampu mengungkapkan kerinduanku yang selama ini terpendam. 
Jika jarak yang membuat kita tak lagi bisa bercakap- cakap, maka apa kabar dengan sosial media ? 
Aku tahu dan merasakannya, bahwa jarak bukanlah alasan utama. Namun kita yang sama- sama sudah dewasa. Itulah penyebabnya. 

Hanya Rindu

     Di saat hujan turun, masih adakah  yang sepertiku ? menantikan pelangi setelah hujan reda. Duduk terdiam memandangi nabastala denga...