Senin, 13 November 2017

Cerpen "Menggapai mimpi "

Assalamualaikum ,,,,,,,,,,
Hallo teman ! kali ini saya akan memposting sebuah cerpen ,yang saya buat dua tahun yang lalu pada saat saya masih duduk di bangku kelas 8 Sekolah Menengah Pertama ( SMP ). Cerpen ini terinspirasi dari kisah -kisah seorang anak yang kurang mampu tetapi ia semangat dalam menuntut ilmu dan memiliki cita – cita yang tinggi serta semangat yang tak pernah luntur untuk menggapainya. 
Sengaja saya posting cerpen ini ke blog untuk memenuhi tugas ”Pengantar administrasi perkantoran ’’.
Menggapai mimpi
Karya : Hasanah
Devi, seorang anak berusia 15 tahun . Ia terlahir dari keluarga yang kurang mampu . Meskipun demikian , ia tetap semangat untuk bersekolah karena baginya pendidikan itu sangat penting. Di sekolah Devi termasuk murid yang paling pandai dan ia mempunyai akhlaq yang baik. Ketika ia duduk di bangku kelas 3 SMA , ia merasa bingung harus melanjutkan sekolah kemana, karena ia bercita-cita menjadi seorang dokter sedangkan sekolah kedokteran itu sangatlah mahal .
“ Apakah aku bisa meraih cita-citaku ? “ Ucapnya sambil melamun di teras rumah.
Devi tidak sadar kalau Ibunya mendengarkan pembicaraannya tadi.
‘’ Nak , jika kamu yakin dengan apa yang kamu cita – citakan , pasti kamu bisa, Allah SWT akan mengabulkan segala sesuatu yang kita minta asalkan kita harus selalu ta’at menjalankan perintahnya. Serta selalu ikhtiar dengan cara berusaha dan berdoa. “Ucap Ibunya sambil mengelus –ngelus kepala Devi.
Devi sangat termotivasi oleh nasihat ibunya tadi ,ia pun yakin dan akan bersungguh-sungguh dalam menggapai cita- citanya.
“Ia bu Devi juga yakin bahwa jika kita berusaha dan senan tiasa selalu berdo’a kepada Allah SWT , pasti Allah akan mengabulkan apa yang kita cita-citakan “. Jawab Devi dengan penuh keyakinan .
Semakin hari ia semakin yakin dan percaya diri walaupun ia terlahir dari keluarga yang kurang mampu , tetapi itu bukan menjadi penghalang baginya untuk bisa meraih cita-citanya karena Allah tidak pernah tidur dan Allah pasti akan memberikan jalan kepadanya.Setelah sepulang sekolah , Devi selalu membantu orang tuanya untuk mencari penghasilan karena semenjak ayahnya meninggal Devi adalah  tulang punggung keluarga .Sedangkan ibunya kini sudah tua dan sakit – sakitan . Devi setiap hari harus berjualan kue keliling kampung bahkan kesekolah pun ia sambil berjualan . Tak sedikit teman-temannya yang selalu menghina bahkan terkadang dagangan Devi pun dihancurkan oleh teman –teman nya yang mungkin kurang memiliki moral dan kepribadian yang baik . Bagi teman-teman nya ,berjualan kue itu sangat memalukan .
“ Eh Devi hari gini masa anak seusia kamu jualan kue , kaya kita dong jalan- jalan ,shoping , masa jualan kue gak level banget ! . “ledek temannya.
“ teman – teman selagi usahaku masih halal dan tidak merugikan kalian, janganlah kalian hina usahaku , karena aku begini demi bisa menghidupi keluarga ,serta supaya aku bisa melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi supaya cita- citaku sebagai dokter bisa tercapai “. Tegas Devi
’’ Hey Devi nyadar diri dong kamu kan miskin, mana mungkin kamu bisa sekolah kedokteran hanya dengan jualan kue hahaha “. Lagi lagi temannya meledek .
Dagangan Devi lalu direbut oleh teman – temannya dan mereka pun menginjak-injak sampai hancur. Tetapi Devi tetap bersabar dan tidak pernah sedikitpun ia menaruh dendam kepada temannya.
“ Ya Allah ampunilah dosa mereka janganlah engkau biarkan aku menyimpan rasa dendam kepada mereka , jadikanlah aku orang yang sabar yang senantiasa selalu mudah memaafkan .” Do’a Devi sambil meneteskan air mata.
            ............................................................................................................................
Suatu hari ketika Devi sedang berjualan kue , ia melihat seorang anak kecil pedagang koran yang sedang kelaparan , lalu ia langsung menghampiri anak kecil tersebut .
” De kamu lapar ?”. Tanya Devi
“ Ia kak saya sudah 2 hari belum makan ,dan koran ku pun belum ada yang laku kak .” Jawabnya sambil merintih kelaparan .
” kalau begitu bagaimana kalau kita tukar dagangan, kakak kasih kue-kue kakak dan ade kasih korannya ke kakak bagaimana ?”. Saran Devi
“ Ia kak aku mau “.
Akhirnya Devi pun memberikan kue nya kepada anak yang kelaparan tadi dan ia pun harus menjual koran . Korannya tidak ada satupun yang laku dan ia pun membawa pulang kerumah .  Ketika Devi sedang membaca koran ersebut, ternyata pada salah satu koran ada sebuah brosur pendaftaran untuk siapa saja yang mau mengikuti  lomba dalam rangka memperebutkan beasiswa . Otomatis langsung terlintas dipikirannya untuk segera mendaftarkan diri . Karena itu adalah sebuah kesempatan emas baginya untuk bisa menggapai cita-citanya.

Satu minggu kemudian, ia pergi ke tempat lomba itu . Tak lupa ia meminta do’a restu kepada ibunya . Berkat usaha dan perjuangannya , Devi berhasil memenangkan lomba dan ia pun mendapatkan beasiswa , Devi lulus ujian dengan nilai UN yang memuaskan ia pun kini melanjutkan kuliah di Universitas Negeri dengan tanpa membayar sepeserpun karena ia mendapatkan beasiswa  . Ia mengambil kuliah kedokteran dan berkat kegigihannya dalam menjalani hidup, ia pun berhasil menggapai mimpinya menjadi seorang Dokter.

Hanya Rindu

     Di saat hujan turun, masih adakah  yang sepertiku ? menantikan pelangi setelah hujan reda. Duduk terdiam memandangi nabastala denga...