Assalamualaikum
,,,,,,,,,,
Hallo teman ! kali
ini saya akan memposting sebuah cerpen ,yang saya buat dua tahun yang lalu pada
saat saya masih duduk di bangku kelas 8 Sekolah Menengah Pertama ( SMP ).
Cerpen ini terinspirasi dari kisah -kisah seorang anak yang kurang mampu tetapi
ia semangat dalam menuntut ilmu dan memiliki cita – cita yang tinggi serta
semangat yang tak pernah luntur untuk menggapainya.
Sengaja saya
posting cerpen ini ke blog untuk memenuhi tugas ”Pengantar administrasi
perkantoran ’’.
Menggapai
mimpi
Karya
: Hasanah
Devi, seorang anak berusia 15 tahun . Ia
terlahir dari keluarga yang kurang mampu . Meskipun demikian , ia tetap
semangat untuk bersekolah karena baginya pendidikan itu sangat penting. Di
sekolah Devi termasuk murid yang paling pandai dan ia mempunyai akhlaq yang
baik. Ketika ia duduk di bangku kelas 3 SMA , ia merasa bingung harus
melanjutkan sekolah kemana, karena ia bercita-cita menjadi seorang dokter
sedangkan sekolah kedokteran itu sangatlah mahal .
“ Apakah aku bisa meraih cita-citaku ? “
Ucapnya sambil melamun di teras rumah.
Devi tidak sadar kalau Ibunya
mendengarkan pembicaraannya tadi.
‘’ Nak , jika kamu yakin dengan apa yang
kamu cita – citakan , pasti kamu bisa, Allah SWT akan mengabulkan segala sesuatu
yang kita minta asalkan kita harus selalu ta’at menjalankan perintahnya. Serta
selalu ikhtiar dengan cara berusaha dan berdoa. “Ucap Ibunya sambil mengelus
–ngelus kepala Devi.
Devi sangat termotivasi oleh nasihat
ibunya tadi ,ia pun yakin dan akan bersungguh-sungguh dalam menggapai cita-
citanya.
“Ia bu Devi juga yakin bahwa jika kita
berusaha dan senan tiasa selalu berdo’a kepada Allah SWT , pasti Allah akan
mengabulkan apa yang kita cita-citakan “. Jawab Devi dengan penuh keyakinan .
Semakin hari ia semakin yakin dan
percaya diri walaupun ia terlahir dari keluarga yang kurang mampu , tetapi itu
bukan menjadi penghalang baginya untuk bisa meraih cita-citanya karena Allah
tidak pernah tidur dan Allah pasti akan memberikan jalan kepadanya.Setelah sepulang
sekolah , Devi selalu membantu orang tuanya untuk mencari penghasilan karena
semenjak ayahnya meninggal Devi adalah
tulang punggung keluarga .Sedangkan ibunya kini sudah tua dan sakit –
sakitan . Devi setiap hari harus berjualan kue keliling kampung bahkan
kesekolah pun ia sambil berjualan . Tak sedikit teman-temannya yang selalu
menghina bahkan terkadang dagangan Devi pun dihancurkan oleh teman –teman nya
yang mungkin kurang memiliki moral dan kepribadian yang baik . Bagi teman-teman
nya ,berjualan kue itu sangat memalukan .
“ Eh Devi hari gini masa anak
seusia kamu jualan kue , kaya kita dong jalan- jalan ,shoping , masa jualan kue
gak level banget ! . “ledek temannya.
“ teman – teman selagi usahaku
masih halal dan tidak merugikan kalian, janganlah kalian hina usahaku , karena
aku begini demi bisa menghidupi keluarga ,serta supaya aku bisa melanjutkan
sekolah ke tingkat yang lebih tinggi supaya cita- citaku sebagai dokter bisa
tercapai “. Tegas Devi
’’ Hey Devi nyadar diri dong kamu
kan miskin, mana mungkin kamu bisa sekolah kedokteran hanya dengan jualan kue
hahaha “. Lagi lagi temannya meledek .
Dagangan Devi lalu direbut oleh
teman – temannya dan mereka pun menginjak-injak sampai hancur. Tetapi Devi
tetap bersabar dan tidak pernah sedikitpun ia menaruh dendam kepada temannya.
“ Ya Allah ampunilah dosa mereka
janganlah engkau biarkan aku menyimpan rasa dendam kepada mereka , jadikanlah
aku orang yang sabar yang senantiasa selalu mudah memaafkan .” Do’a Devi sambil
meneteskan air mata.
............................................................................................................................
Suatu hari ketika Devi sedang
berjualan kue , ia melihat seorang anak kecil pedagang koran yang sedang
kelaparan , lalu ia langsung menghampiri anak kecil tersebut .
” De kamu lapar ?”. Tanya Devi
“ Ia kak saya sudah 2 hari belum
makan ,dan koran ku pun belum ada yang laku kak .” Jawabnya sambil merintih
kelaparan .
” kalau begitu bagaimana kalau
kita tukar dagangan, kakak kasih kue-kue kakak dan ade kasih korannya ke kakak
bagaimana ?”. Saran Devi
“ Ia kak aku mau “.
Akhirnya Devi pun memberikan kue
nya kepada anak yang kelaparan tadi dan ia pun harus menjual koran . Korannya
tidak ada satupun yang laku dan ia pun membawa pulang kerumah . Ketika Devi sedang membaca koran ersebut, ternyata pada salah satu koran ada sebuah brosur pendaftaran untuk
siapa saja yang mau mengikuti lomba
dalam rangka memperebutkan beasiswa . Otomatis langsung terlintas dipikirannya
untuk segera mendaftarkan diri . Karena itu adalah sebuah kesempatan emas
baginya untuk bisa menggapai cita-citanya.
Satu minggu kemudian, ia pergi ke
tempat lomba itu . Tak lupa ia meminta do’a restu kepada ibunya . Berkat usaha
dan perjuangannya , Devi berhasil memenangkan lomba dan ia pun mendapatkan
beasiswa , Devi lulus ujian dengan nilai UN yang memuaskan ia pun kini
melanjutkan kuliah di Universitas Negeri dengan tanpa membayar sepeserpun
karena ia mendapatkan beasiswa . Ia mengambil kuliah kedokteran dan
berkat kegigihannya dalam menjalani hidup, ia pun berhasil menggapai mimpinya
menjadi seorang Dokter.